e
m
P
t
Y
Cuba untuk isi ruang KOSONG ini. Gagal
Masih cuba untuk isi ruang yang satu lagi
Tetap KOSONG
Blog ini HAK MILIK puan Schay Enn

Masih cuba untuk isi ruang yang satu lagi
Tetap KOSONG
{/aku --
.I'd Like to be more APPROCHABLE not less WEIRD.

Aku cuma seorang gadis yang waktunya ada untuk berkongsi separuh rasa melalui penulisan.
Berkongsi cerita tentang isi hati yang jauh terpendam.
Aku yang masih menapak dalam meniti kehidupan.
Aku yang masih belajar tentang hidup. Kikir.
Aku yang menghirup nafas seadanya.
Aku penghidap penyakit SARCASM. Jauhi aku.
Cuba untuk conteng dengan tulisan. Kosong
Bukan aku tidak ada ruang. Tetapi Kosong

designer DancingSheep
Copyright © SchayEnn
Bukan aku tidak ada ruang. Tetapi Kosong
{/hidup terus berputar --
Wednesday, August 25, 2010 ( 1:23 AM )

Semua orang tahu HIDUP itu SINGKAT,
Namun…
Berapa banyak yang bisa MENGHARGAI atau MENYAYANGI HIDUP,
MENJALANI HIDUP DIRI SENDIRI dengan BAIK ?
Banyak orang yang sewaktu akan meninggal,
Kerap merasa MENYESAL terhadap
APA yang DILAKUKANNYA SEPANJANG HIDUPNYA,
Merasa diri ini hidup SIA-SIA,
Seandainya bisa KEMBALI membuka LEMBARAN BARU,
Kita pasti ingin menjalani HIDUP yang BERBEDA Sama Sekali.
Namun kini segalanya sudah TERLAMBAT,
Malaikat Pencabut Nyawa sedang Mengetuk Pintu,
Waktu yang Tersisa Tinggal Sedikit,
Tiba-tiba kita baru MENYADARI dirinya BELUM PERNAH HIDUP.
Karena itu,
Ketika Orang-orang berkata TAKUT MATI,
Sebenarnya yang Benar-benar Ditakuti adalah
Diri sendiri BELUM PERNAH HIDUP yang SESUNGGUHNYA.
Setiap ketika ada yang Meninggal Dunia,
kita akan merasa sedih.
Namun,
Pernahkah kita RENUNGKAN ?
Apakah kita SEDIH
Karena orang yang meninggal itu atau kita SEDIH untuk DIRI sendiri ?
Sesungguhnya,
Besar kemungkinan kita sedih untuk diri kita sendiri,
sebab SETIAP KEMATIAN AKAN MEMBUAT KITA MENYADARI bahwa
Kita JUGA BISA MATI.
Bagi kita KEMATIAN ITU MERESAHKAN dan MENAKUTKAN,
sebab kita BELUM PERNAH HIDUP BAIK-BAIK SEBAGAIMANA MESTINYA,
kita SELALU MEMBUANG-BUANG WAKTU.
Setiap malam minggu,
Kita heran kenapa seminggu ini lantas berlalu begitu saja.
Setiap tahun baru, kita merasakan kenapa setahun berlalu sudah.
Pergi mendaki gunung, baru sadar tenaga dan
Stamina tidak sekuat dulu lagi ;
Melihat rambut putih, baru sadar diri ini sudah tua,
Sudah berusia 40, 50 tahun atau hampir senja dan gigi bertanggalan,
Namun…
Bagaimanapun tidak terenungkan, bagaimana hari demi hari itu berlalu !
Lebih celakanya lagi, masih BANYAK hal yang BELUM kita KERJAKAN,
MASIH BANYAK MIMPI yang BELUM DIRAIH,
kita bahkan BELUM MENJALANI HIDUP YANG SESUNGGUHNYA,
Lantas Sudah Akan Pergi Begitu saja Selama-lamanya,
Bukankah ini Sangat Mengerikan ?
"Awalnya, kita ingin sekali masuk ke perguruan tinggi ;
kemudian ingin rasanya segera menyelesaikan kuliah agar bisa mulai bekerja ;
berikutnya, kita ingin menikah, dan ingin sekali memiliki anak ;
lalu, kita sangat berharap anak-anak cepat dewasa dan sekolah,
agar kita bisa kembali bekerja ;
selanjutnya, tiap hari kita Merenung ingin sekali segera pensiun ;
kini, kita benar-benar Hampir akan Mati".
Tiba-tiba,
BARU kita SADARI, kita SELALU LUPA Untuk
MENJALANI HIDUP YANG SESUNGGUHNYA.
Hidup Semua Orang Begitu Mirip,
sejak kecil ingin sekali segera tumbuh dewasa,
setelah dewasa menginginkan Cinta, Perkawinan, Anak,
setelah memiliki anak lalu berharap mereka segera dewasa.
Kemudian, cerita generasi kemarin kembali dimainkan lagi pada generasi berikutnya.
Apakah Perjalanan Hidup ini hanya berupa
Serangkaian Penantian dan Harapan,
atau Tak Berdaya ?
Pasti masih ada sedikit yang berbeda khan ?
Tidak peduli berapa usia kita saat ini,
Kita selalu mengingat atau meninjau kembali kehidupan sendiri.
Apa saja yang telah kita perbuat Sepanjang Hidup ini ?
Hal yang ingin kita kerjakan apakah sudah kita lakukan ?
Apakah kita pernah TERSENYUM atau TERTAWA?
Pernahkah Merasakan KEBAHAGIAAN YANG SEBENARNYA ?
Hidup sampai detik ini,
Apakah ada sesuatu yang dirasakan kurang dan merasa menyesal ?
Kita Bisa BERTANYA seperti ini pada Diri Sendiri ;
saat Hidup ini Berakhir,
Apa kita Berharap Diri kita Pernah Hidup dengan Suatu Bentuk yang lain ?
Ada seorang siswa menceritakan sepotong kisah dirinya.
Itu adalah peristiwa yang terjadi pada musim dingin tahun lalu
Ayahnya terburu-buru hendak ke luar negeri
Dan dia juga tergesa-gesa untuk pergi menepati janji bertemu dengan temannya
Dan dengan terburu-buru dia mengucapkan sampai bertemu lagi kepada ayahnya.
Dia tidak tahu ternyata ini adalah perpisahan terakhir mereka,
sebab sejak itu mereka Tidak Pernah "BERJUMPA LAGI".
Kematian sang ayah, membuatnya Sangat Sedih dan Menyesal,
dengan sayu dia berkata: "Kini, Semuanya Sudah Terlambat."
Kisah seperti ini Sebenarnya Terus Berulang dan Berulang.
Banyak yang kerap Merasa "TERLAMBAT",
Baru Sadar Masih Banyak yang Belum Dikerjakan,
Banyak Kata-kata yang Belum Sempat Diutarakan,
Sungguh ini adalah PENYESALAN TERBESAR DALAM KEHIDUPAN.
Membuka Lembaran Koran atau Menyalahkan Televisi,
kita Akan Melihat Dimana-mana adalah Kecelakaan dan Bencana,
Setiap Hari Pasti Ada Berita tentang Kematian.
Ada Tsunami,
ada peledakan bom,
angin topan dsbnya,
Coba tanyakan orang-orang tsb,
sebelum meningalkan rumah di pagi hari
Pernahkah Terlintas dalam Benak kita Akan Pergi Begitu Saja ?
HIDUP INI TIDAK MENENTU.
Apakah kita Pernah MERENUNGKAN Hidup kita ?
Bagaimana kita Menjalani Hidup Selama Beberapa Tahun ini ?
Setiap hari tergesa-gesa, berangkat pagi pulang malam,
Hanya untuk memperoleh uang lebih banyak,
mendapat kedudukan yang lebih tinggi,
berusaha mengejar kesuksesan di mata duniawi,
mengejar Kenikmatan materi yang menggoda manusia, lantas setelah itu ?
Kita Tetap Saja Hampa, Tidak Bahagia, bukan ?
Jika Hidup kita hanya serangkaian kesibukan,
beban stres, yang tersisa hanya tanggung jawab, kewajiban,
tiada keceriaan dan kegembiraan,
kehidupan seperti ini bukankah sangat menjenuhkan ?
JANGAN SAMPAI SUDAH TERLAMBAT
BARU TIDAK RELA PERGI (MATI) BEGITU SAJA,
JANGAN SAMPAI TERLAMBAT BARU KEMUDIAN MENYESAL,
SEBAIKNYA TAHU SEBELUM TERLAMBAT.
HIDUP TIDAK ADA GLADIK RESIK, PERTUNJUKAN TIDAK BISA DICOBA.
Mentari terbit dan terbenam kapan kembali ?
Bunga berguguran tak berdaya. "
*KV-25/06/09*
(oleh Kamila Vyndarti)
Namun…
Berapa banyak yang bisa MENGHARGAI atau MENYAYANGI HIDUP,
MENJALANI HIDUP DIRI SENDIRI dengan BAIK ?
Banyak orang yang sewaktu akan meninggal,
Kerap merasa MENYESAL terhadap
APA yang DILAKUKANNYA SEPANJANG HIDUPNYA,
Merasa diri ini hidup SIA-SIA,
Seandainya bisa KEMBALI membuka LEMBARAN BARU,
Kita pasti ingin menjalani HIDUP yang BERBEDA Sama Sekali.
Namun kini segalanya sudah TERLAMBAT,
Malaikat Pencabut Nyawa sedang Mengetuk Pintu,
Waktu yang Tersisa Tinggal Sedikit,
Tiba-tiba kita baru MENYADARI dirinya BELUM PERNAH HIDUP.
Karena itu,
Ketika Orang-orang berkata TAKUT MATI,
Sebenarnya yang Benar-benar Ditakuti adalah
Diri sendiri BELUM PERNAH HIDUP yang SESUNGGUHNYA.
Setiap ketika ada yang Meninggal Dunia,
kita akan merasa sedih.
Namun,
Pernahkah kita RENUNGKAN ?
Apakah kita SEDIH
Karena orang yang meninggal itu atau kita SEDIH untuk DIRI sendiri ?
Sesungguhnya,
Besar kemungkinan kita sedih untuk diri kita sendiri,
sebab SETIAP KEMATIAN AKAN MEMBUAT KITA MENYADARI bahwa
Kita JUGA BISA MATI.
Bagi kita KEMATIAN ITU MERESAHKAN dan MENAKUTKAN,
sebab kita BELUM PERNAH HIDUP BAIK-BAIK SEBAGAIMANA MESTINYA,
kita SELALU MEMBUANG-BUANG WAKTU.
Setiap malam minggu,
Kita heran kenapa seminggu ini lantas berlalu begitu saja.
Setiap tahun baru, kita merasakan kenapa setahun berlalu sudah.
Pergi mendaki gunung, baru sadar tenaga dan
Stamina tidak sekuat dulu lagi ;
Melihat rambut putih, baru sadar diri ini sudah tua,
Sudah berusia 40, 50 tahun atau hampir senja dan gigi bertanggalan,
Namun…
Bagaimanapun tidak terenungkan, bagaimana hari demi hari itu berlalu !
Lebih celakanya lagi, masih BANYAK hal yang BELUM kita KERJAKAN,
MASIH BANYAK MIMPI yang BELUM DIRAIH,
kita bahkan BELUM MENJALANI HIDUP YANG SESUNGGUHNYA,
Lantas Sudah Akan Pergi Begitu saja Selama-lamanya,
Bukankah ini Sangat Mengerikan ?
"Awalnya, kita ingin sekali masuk ke perguruan tinggi ;
kemudian ingin rasanya segera menyelesaikan kuliah agar bisa mulai bekerja ;
berikutnya, kita ingin menikah, dan ingin sekali memiliki anak ;
lalu, kita sangat berharap anak-anak cepat dewasa dan sekolah,
agar kita bisa kembali bekerja ;
selanjutnya, tiap hari kita Merenung ingin sekali segera pensiun ;
kini, kita benar-benar Hampir akan Mati".
Tiba-tiba,
BARU kita SADARI, kita SELALU LUPA Untuk
MENJALANI HIDUP YANG SESUNGGUHNYA.
Hidup Semua Orang Begitu Mirip,
sejak kecil ingin sekali segera tumbuh dewasa,
setelah dewasa menginginkan Cinta, Perkawinan, Anak,
setelah memiliki anak lalu berharap mereka segera dewasa.
Kemudian, cerita generasi kemarin kembali dimainkan lagi pada generasi berikutnya.
Apakah Perjalanan Hidup ini hanya berupa
Serangkaian Penantian dan Harapan,
atau Tak Berdaya ?
Pasti masih ada sedikit yang berbeda khan ?
Tidak peduli berapa usia kita saat ini,
Kita selalu mengingat atau meninjau kembali kehidupan sendiri.
Apa saja yang telah kita perbuat Sepanjang Hidup ini ?
Hal yang ingin kita kerjakan apakah sudah kita lakukan ?
Apakah kita pernah TERSENYUM atau TERTAWA?
Pernahkah Merasakan KEBAHAGIAAN YANG SEBENARNYA ?
Hidup sampai detik ini,
Apakah ada sesuatu yang dirasakan kurang dan merasa menyesal ?
Kita Bisa BERTANYA seperti ini pada Diri Sendiri ;
saat Hidup ini Berakhir,
Apa kita Berharap Diri kita Pernah Hidup dengan Suatu Bentuk yang lain ?
Ada seorang siswa menceritakan sepotong kisah dirinya.
Itu adalah peristiwa yang terjadi pada musim dingin tahun lalu
Ayahnya terburu-buru hendak ke luar negeri
Dan dia juga tergesa-gesa untuk pergi menepati janji bertemu dengan temannya
Dan dengan terburu-buru dia mengucapkan sampai bertemu lagi kepada ayahnya.
Dia tidak tahu ternyata ini adalah perpisahan terakhir mereka,
sebab sejak itu mereka Tidak Pernah "BERJUMPA LAGI".
Kematian sang ayah, membuatnya Sangat Sedih dan Menyesal,
dengan sayu dia berkata: "Kini, Semuanya Sudah Terlambat."
Kisah seperti ini Sebenarnya Terus Berulang dan Berulang.
Banyak yang kerap Merasa "TERLAMBAT",
Baru Sadar Masih Banyak yang Belum Dikerjakan,
Banyak Kata-kata yang Belum Sempat Diutarakan,
Sungguh ini adalah PENYESALAN TERBESAR DALAM KEHIDUPAN.
Membuka Lembaran Koran atau Menyalahkan Televisi,
kita Akan Melihat Dimana-mana adalah Kecelakaan dan Bencana,
Setiap Hari Pasti Ada Berita tentang Kematian.
Ada Tsunami,
ada peledakan bom,
angin topan dsbnya,
Coba tanyakan orang-orang tsb,
sebelum meningalkan rumah di pagi hari
Pernahkah Terlintas dalam Benak kita Akan Pergi Begitu Saja ?
HIDUP INI TIDAK MENENTU.
Apakah kita Pernah MERENUNGKAN Hidup kita ?
Bagaimana kita Menjalani Hidup Selama Beberapa Tahun ini ?
Setiap hari tergesa-gesa, berangkat pagi pulang malam,
Hanya untuk memperoleh uang lebih banyak,
mendapat kedudukan yang lebih tinggi,
berusaha mengejar kesuksesan di mata duniawi,
mengejar Kenikmatan materi yang menggoda manusia, lantas setelah itu ?
Kita Tetap Saja Hampa, Tidak Bahagia, bukan ?
Jika Hidup kita hanya serangkaian kesibukan,
beban stres, yang tersisa hanya tanggung jawab, kewajiban,
tiada keceriaan dan kegembiraan,
kehidupan seperti ini bukankah sangat menjenuhkan ?
JANGAN SAMPAI SUDAH TERLAMBAT
BARU TIDAK RELA PERGI (MATI) BEGITU SAJA,
JANGAN SAMPAI TERLAMBAT BARU KEMUDIAN MENYESAL,
SEBAIKNYA TAHU SEBELUM TERLAMBAT.
HIDUP TIDAK ADA GLADIK RESIK, PERTUNJUKAN TIDAK BISA DICOBA.
Mentari terbit dan terbenam kapan kembali ?
Bunga berguguran tak berdaya. "
*KV-25/06/09*
(oleh Kamila Vyndarti)
Labels: hidup
♥ I could not think anything ORIGINAL


Minat yang satu lagi ku campak ke sana
Di mana? Sana *tuding jari pada diri sendiri*
| Ass-burung biru : @phenolarra | Instag : phenolarra
Di mana? Sana *tuding jari pada diri sendiri*
{/Nyawa--
.IniBukanAkuTapi...

| Ass-burung biru : @phenolarra | Instag : phenolarra
Mungkin kita dah cuba
Mungkin dah terlalu kuat mencuba. Hingga terpisah jauh
Mungkin dah terlalu kuat mencuba. Hingga terpisah jauh
{/Mari Intai --
{/Reversi--
.Lihat waktu sudahku dihabiskan untuk apa.
{/credits --
designer DancingSheep
Copyright © SchayEnn
Apa lagi yang kau harapkan
Bukan pada aku. Tolong bukan aku
♫ Asal kau tahu. Aku gilakan sgala duniawi. Ingin aku telan dan simpan seorang.
Bukan pada aku. Tolong bukan aku
{/Mahu Tahu--
Keinginan menggila